Ponsel Android hanya dianggap sebagai penggantian ponsel fitur.
Persaingan antara Apple dan Google dalam bisnis perangkat bergerak makin kompetitif. Dari segi jumlah, ponsel Android masih mengungguli iPhone di sejumlah pasar.
Namun anehnya, meski mendominasi, penggunaan mobile Android untuk keperluan e-commerce masih kalah ketimbang iPhone.
Menurut data analitik IBM, pengguna iPhone tercatat lima kali lebih baik sebagai perangkat untuk belanja online selama sebulan, mulai dari Black Friday sampai Natal, dilansir Business Insider, Jumat 3 Januari 2013.
Selama masa liburan itu, pengguna iPhone tercatat mencetak belanja online dengan angka 23 persen, atau rata-rata US$93,94 per order. Angka itu hampir dua kali lipat pengguna Android yang mencetak 4,6 persen, atau rata-rata US$48,10 per order.
Fenomena ini mengundang tanda tanya, ada yang sebenarnya menjadi masalah Android? Padahal ponsel Android secara kualitas produk dan konten tak kalah dengan iPhone.
Menanggapi fenomena rendahnya adopsi Android untuk belanja online, Simon Khalaf, CEO Flurry, salah satu perusahaan periklanan mobile mengatakan, "ponsel Android tak lebih dari sekadar ponsel buangan."
"Teori kami, perangkat Android hanya penggantian ponsel fitur dan itu tak digunakan sebagai ponsel pintar, terutama di AS," kata Khalaf.
Keyakinan itu disampaikannya berdasarkan data perusahaan sama dengan fenomena yang ditunjukkan oleh data IBM.
Dia mengatakan, meski fitur Android sebenarnya dapat digunakan, pengguna Android malah menggunakan ponsel mereka untuk panggilan, menulis SMS, dan bermain Bejeweled.
"Jarang dari pengguna Android memanfaatkan aplikasi dan fitur untuk berbelanja.
by
Persaingan antara Apple dan Google dalam bisnis perangkat bergerak makin kompetitif. Dari segi jumlah, ponsel Android masih mengungguli iPhone di sejumlah pasar.
Namun anehnya, meski mendominasi, penggunaan mobile Android untuk keperluan e-commerce masih kalah ketimbang iPhone.
Menurut data analitik IBM, pengguna iPhone tercatat lima kali lebih baik sebagai perangkat untuk belanja online selama sebulan, mulai dari Black Friday sampai Natal, dilansir Business Insider, Jumat 3 Januari 2013.
Selama masa liburan itu, pengguna iPhone tercatat mencetak belanja online dengan angka 23 persen, atau rata-rata US$93,94 per order. Angka itu hampir dua kali lipat pengguna Android yang mencetak 4,6 persen, atau rata-rata US$48,10 per order.
Fenomena ini mengundang tanda tanya, ada yang sebenarnya menjadi masalah Android? Padahal ponsel Android secara kualitas produk dan konten tak kalah dengan iPhone.
Menanggapi fenomena rendahnya adopsi Android untuk belanja online, Simon Khalaf, CEO Flurry, salah satu perusahaan periklanan mobile mengatakan, "ponsel Android tak lebih dari sekadar ponsel buangan."
"Teori kami, perangkat Android hanya penggantian ponsel fitur dan itu tak digunakan sebagai ponsel pintar, terutama di AS," kata Khalaf.
Keyakinan itu disampaikannya berdasarkan data perusahaan sama dengan fenomena yang ditunjukkan oleh data IBM.
Dia mengatakan, meski fitur Android sebenarnya dapat digunakan, pengguna Android malah menggunakan ponsel mereka untuk panggilan, menulis SMS, dan bermain Bejeweled.
"Jarang dari pengguna Android memanfaatkan aplikasi dan fitur untuk berbelanja.
by
0 Komentar