Badan Antariksa AS, National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyatakan bahwa hacker telah mencuri data karyawan dan mengakses proyek "misi rahasia" sejak tahun 2011 lalu.
Aksi tersebut menyerang 13 jaringan utama yang bisa menganggu keamanan nasional AS.
Inspektur Jenderal NASA, Paul Martin mengatakan bahwa aksi hacker ini akan berpengaruh terhadap masalah keamanan. Martin mempublikasikan pernyataan ini pada Rabu (29/2/2012).
NASA menemukan pada November 2011 bahwa hacker tersebut menggunakan IP Address di China dan menghancurkan jaringan Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.
Laboratorium tersebut merupakan salah satu laboratorium kunci NASA yang bertanggungjawab terhadap 23 pesawat ruang angkasa, termasuk misi ke Jupiter, Mars, dan Saturnus.
Martin menambahkan, hacker telah mengakses keseluruhan sistem, sehingga bisa melakukan modifikasi, menyalin, atau menghapus file-file sensitif, membuat akun pengguna yang baru, dan meng-upload hacking tools untuk mencuri data kredensial dan merusak sistem NASA yang lain.
Mereka juga dapat memodifikasi sistem log untuk menyembunyikan aksi mereka.
Memo pembelian iPad dibatalkan
Dalam publikasi yang sama, NASA memutuskan untuk membatalkan rencana memfasilitasi ribuan personel dengan iPad yang diproduksi Apple Inc. Dua hari lalu, situs berita Nextgov mengangkat pernyataan bahwa 2.861 iPad akan dilengkapi dengan GoodReader.
Goodreader merupakan program dokumen elektronik yang dibuat oleh developer independen Rusia. Program itu digunakan untuk menyimpan dan memperbaharui informasi penerbangan, peraturan dan perintah. Namun NASA membantah pembatalan itu disebabkan oleh GoodReader.
"Pembatalan itu bukan berasal dari kekhawatiran akan program GoodReader," jelas Matt Durham, juru bicara Komando Operasi Khusus Angkatan Udara. Ia menambahkan, pembatalan telah dilakukan tiga minggu yang lalu.
Meski Matt Durham membantah, namun Mike Jacobs, yang memimpin program National Security Agency mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pengadaan perangkat lunak tersebut telah dibatalkan, setelah mengetahui bahwa kode pemrogramannya merupakan buatan Rusia.
Cabang-cabang militer dan pemerintah AS telah meningkatkan pengamanan dengan memastikan bahwa perangkat keras, perangkat lunak, dan komponen lainnya belum dirusak oleh negara lain. Perusahaan-perusahaan AS memang sering menjalani kontrak dengan perusahaan luar negeri untuk pemrograman, termasuk Rusia.
Aksi tersebut menyerang 13 jaringan utama yang bisa menganggu keamanan nasional AS.
Inspektur Jenderal NASA, Paul Martin mengatakan bahwa aksi hacker ini akan berpengaruh terhadap masalah keamanan. Martin mempublikasikan pernyataan ini pada Rabu (29/2/2012).
NASA menemukan pada November 2011 bahwa hacker tersebut menggunakan IP Address di China dan menghancurkan jaringan Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.
Laboratorium tersebut merupakan salah satu laboratorium kunci NASA yang bertanggungjawab terhadap 23 pesawat ruang angkasa, termasuk misi ke Jupiter, Mars, dan Saturnus.
Martin menambahkan, hacker telah mengakses keseluruhan sistem, sehingga bisa melakukan modifikasi, menyalin, atau menghapus file-file sensitif, membuat akun pengguna yang baru, dan meng-upload hacking tools untuk mencuri data kredensial dan merusak sistem NASA yang lain.
Mereka juga dapat memodifikasi sistem log untuk menyembunyikan aksi mereka.
Memo pembelian iPad dibatalkan
Dalam publikasi yang sama, NASA memutuskan untuk membatalkan rencana memfasilitasi ribuan personel dengan iPad yang diproduksi Apple Inc. Dua hari lalu, situs berita Nextgov mengangkat pernyataan bahwa 2.861 iPad akan dilengkapi dengan GoodReader.
Goodreader merupakan program dokumen elektronik yang dibuat oleh developer independen Rusia. Program itu digunakan untuk menyimpan dan memperbaharui informasi penerbangan, peraturan dan perintah. Namun NASA membantah pembatalan itu disebabkan oleh GoodReader.
"Pembatalan itu bukan berasal dari kekhawatiran akan program GoodReader," jelas Matt Durham, juru bicara Komando Operasi Khusus Angkatan Udara. Ia menambahkan, pembatalan telah dilakukan tiga minggu yang lalu.
Meski Matt Durham membantah, namun Mike Jacobs, yang memimpin program National Security Agency mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pengadaan perangkat lunak tersebut telah dibatalkan, setelah mengetahui bahwa kode pemrogramannya merupakan buatan Rusia.
Cabang-cabang militer dan pemerintah AS telah meningkatkan pengamanan dengan memastikan bahwa perangkat keras, perangkat lunak, dan komponen lainnya belum dirusak oleh negara lain. Perusahaan-perusahaan AS memang sering menjalani kontrak dengan perusahaan luar negeri untuk pemrograman, termasuk Rusia.
0 Komentar